ARSITEKTUR
BIOLOGIS
Dalam arsitektur dikenal istilah
arsitektur biologis, yaiyu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya
secara keseluruhan yang juga mempelajaru pengetahuan tentang hubungan integral
antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang
memperlihatkan kesehatan. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal
yang baru, konsep dasar arsitektur ini telah diterapkan sejak dahulu, yaitu
dengan membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil
dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang
bangun yang dapat tahan dengan segala ancaman alam, seperti gempa bumu,
longsor, dan lain lain.
Di era modern seperti sekarang ini,
menggunakan arsitektur biologis bukan tidak mungkin, apalagi disaat bumi
mengalami perubahan drastis yang disebabkan pemanasan global. Namun, tentu kita
tidak harus membangun bangunan yang sama persis dengan rumah adat, karena
kondisi lingkungan kita saat ini tidak lagi memungkinkan kita untuk membuatnya.
Yang mungkin kita lakukan adalah dengan mencoba membuat rancang bangunan rumah
yang efisien akan sumber daya (seperti listrik) tanpa mengurangi kenyamanan
penghuni rumah itu sendiri.
Selain
itu, pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, ikut menjaga
kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatkan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara efisien, penekanan penggunaan
sumber daya alam yang dapat diperbaharuidengan daur ulang dalam membangun lingkungan
turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Hal ini menjadi konsep arsitektur
biologis saat ini menjadi meenjadi lebih kontemporer.
Arsitektur biologis akan menggunakan teknologi
alamiah untuk menetrasi keadaan kritis alam yang mulai terancam. Perencanaan
arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan
tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun
ditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya.
Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstruksi tanah,
tanah liat dan lempung), berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah),
serta konstruksi bangunan rangka (kayu dan bambu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar