Minggu, 24 Januari 2016

Mengenal Lebih Jauh Arsitektur Biologis

ARSITEKTUR BIOLOGIS

            Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaiyu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajaru pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang memperlihatkan kesehatan. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal yang baru, konsep dasar arsitektur ini telah diterapkan sejak dahulu, yaitu dengan membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bangun yang dapat tahan dengan segala ancaman alam, seperti gempa bumu, longsor, dan lain lain.
            Di era modern seperti sekarang ini, menggunakan arsitektur biologis bukan tidak mungkin, apalagi disaat bumi mengalami perubahan drastis yang disebabkan pemanasan global. Namun, tentu kita tidak harus membangun bangunan yang sama persis dengan rumah adat, karena kondisi lingkungan kita saat ini tidak lagi memungkinkan kita untuk membuatnya. Yang mungkin kita lakukan adalah dengan mencoba membuat rancang bangunan rumah yang efisien akan sumber daya (seperti listrik) tanpa mengurangi kenyamanan penghuni rumah itu sendiri.
Selain itu, pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara efisien, penekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharuidengan daur ulang dalam membangun lingkungan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Hal ini menjadi konsep arsitektur biologis saat ini menjadi meenjadi lebih kontemporer.


 Arsitektur biologis akan menggunakan teknologi alamiah untuk menetrasi keadaan kritis alam yang mulai terancam. Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstruksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka (kayu dan bambu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar