Selasa, 26 Januari 2016

Menyatukan Bangunan dengan Iklim

Arsitektur Bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungan dalam kaitannya dengan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini berpengaruhh pada ekpresi arsitektur yang akan ditampilkan dari suatu bangunan, selain itu pendekatan bioklimatik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber-sumber energi yang tidak dapet diperbaharui.


Inti dan Tujuan Arsitektur Bioklimatik, yaitu:
·         Rancangan Bioklimatik merupakan rancangan didasarkan pada respon terhadap siklus dan iklim setempat
·         Merancang yang didasarkan iklim mempunyai dasar: menghemat penggunaan energi sehingga mempunyai konsumsi biaya yang rendah dalam opasionalnya
·         Masalah Ekologi desain dengan iklim menggunakan perangkat non-mekanik sehingga ramah lingkungan
·         Bio-Regionalisme dari rancangan terhadap iklim merupakan cara pandang sebuah komunitas masyarakat terhadap lingkungan binaan
·         Kondisi-kondisi spesifik dari iklim lingkungannya akan menggambarkan factor-faktor kritis yang harus ditangani dalam rancangan bangunan tersebut

·         Tempat hunian mempunyai tingkat kebutuhan terhadap kenyamanan yang cukup tinggi terutama dalam kenyamanan fisik.



Sumber Gambar: http://jungearchitekt.blogspot.co.id/2012/04/aspects-of-climate-in-spatial-planning.html

Taman Film Bandung Keren

Pada Minggu tanggal 14 september 2014 Walikota Bandung Ridwan Kamil meresmikan Taman Film Bandung yang berlokasi tepatnya dibawah jalan laying Pasupati, Tamansari Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung. Taman Film merupakan taman yang dibangun khusus untuk warga Kota Bandung untuk menonton film Bollywood, film Indie Bandung, film Korea, maupun pertandingan sepak bola. Taman ini memiliki luas 1300M2 dan berkapasitas kurang-lebih 500 orang penonton.



Taman ini juga dilengkapi dengan Videotron raksasa berukuran 4x8meter dan Sound Sistem berkualitas tinggi yang memakan daya listrik hingga 33.000watt. Ada dua tempat duduk penonton yang bias dipilih, antara lain tempat duduk beton bergaya terasering sawah, atau lesehan diatas rumput sintetis didepan layar. Saat malam hari, Amphiteater ini akan lebih indah dengan hadirnya lampu-lampu yang menyala.


Kehadiran Taman Film ini diharapkan menjadi tempat hiburan gratis masyarakat Bandung yang nyaman. Walaupun gratis, masyarakat maupun wisatawan Bandung yang berkunjung diharapkan menjaga kebersihan dan menjaga/merawat fasilitas Taman demi kenyamanan bersama dan agar taman Film Bandung ini bias dinikmati untuk generasi selanjutnya.

Minggu, 24 Januari 2016

Mengenal Lebih Jauh Arsitektur Biologis

ARSITEKTUR BIOLOGIS

            Dalam arsitektur dikenal istilah arsitektur biologis, yaiyu ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan yang juga mempelajaru pengetahuan tentang hubungan integral antara manusia dan lingkungan hidup, dan merupakan arsitektur kemanusiaan yang memperlihatkan kesehatan. Sebenarnya, arsitektur biologis bukan merupakan hal yang baru, konsep dasar arsitektur ini telah diterapkan sejak dahulu, yaitu dengan membangun rumah adat (tradisional) menggunakan bahan-bahan yang diambil dari alam sehingga tidak mencemari lingkungan dan mempertimbangkan rancang bangun yang dapat tahan dengan segala ancaman alam, seperti gempa bumu, longsor, dan lain lain.
            Di era modern seperti sekarang ini, menggunakan arsitektur biologis bukan tidak mungkin, apalagi disaat bumi mengalami perubahan drastis yang disebabkan pemanasan global. Namun, tentu kita tidak harus membangun bangunan yang sama persis dengan rumah adat, karena kondisi lingkungan kita saat ini tidak lagi memungkinkan kita untuk membuatnya. Yang mungkin kita lakukan adalah dengan mencoba membuat rancang bangunan rumah yang efisien akan sumber daya (seperti listrik) tanpa mengurangi kenyamanan penghuni rumah itu sendiri.
Selain itu, pentingnya pendekatan ekologis seperti ramah lingkungan, ikut menjaga kelangsungan ekosistem, menggunakan energi yang efisien, memanfaatkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui secara efisien, penekanan penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharuidengan daur ulang dalam membangun lingkungan turut meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Hal ini menjadi konsep arsitektur biologis saat ini menjadi meenjadi lebih kontemporer.


 Arsitektur biologis akan menggunakan teknologi alamiah untuk menetrasi keadaan kritis alam yang mulai terancam. Perencanaan arsitektur biologis senantiasa memperhatikan konstruksi yang sesuai dengan tempat bangunan itu berada. Teknologinya sederhana, bentuk bangunannya pun ditentukan oleh fungsi menurut kebutuhan dasar penghuni dan cara membangunnya. Konstruksi bangunan yang digunakan ada yang bersifat masif (konstruksi tanah, tanah liat dan lempung), berkotak (konstruksi batu alam dan batu-batu merah), serta konstruksi bangunan rangka (kayu dan bambu).